Profil Desa Tayem
Ketahui informasi secara rinci Desa Tayem mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Tayem, Kecamatan Karangpucung, Cilacap. Sebuah desa yang menjadi pusat wisata ziarah berkat keberadaan Makam Ki Tepis Angin dan legenda Gunung Tugel, menyeimbangkan potensi budaya dengan tantangan kebencanaan.
-
Pusat Wisata Ziarah
Desa Tayem merupakan lokasi dari situs Makam Ki Tepis Angin, seorang tokoh sejarah penyebar Islam, yang menjadikannya destinasi penting bagi para peziarah dari berbagai daerah.
-
Kaya Akan Sejarah dan Legenda
Identitas desa sangat kuat diwarnai oleh narasi sejarah penyebaran Islam dan cerita rakyat (folklor) yang melekat pada lanskapnya, terutama pada landmark bernama Gunung Tugel.
-
Tantangan Geografis
Terletak di wilayah perbukitan yang terjal, desa ini secara rutin menghadapi tantangan serius berupa bencana tanah longsor yang mengancam permukiman dan memutus akses infrastruktur jalan.

Jauh dari hiruk pikuk pusat perkotaan, di lekuk perbukitan Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, terbentang sebuah desa yang menyimpan kekayaan tak ternilai. Desa ini bernama Tayem, sebuah nama yang mungkin tidak terdengar nyaring di kancah nasional, namun bergaung kuat di kalangan para pencari jejak sejarah dan peziarah spiritual. Desa Tayem bukan sekadar unit administrasi, melainkan sebuah kanvas hidup yang dilukis dengan tinta sejarah penyebaran Islam, legenda masa lampau dan keindahan alam yang magis.
Desa ini menjadi rumah bagi dua ikon utama yang membentuk karakternya: Makam Ki Tepis Angin, sebuah situs ziarah yang dihormati, dan Gunung Tugel, sebuah landmark alam yang diselimuti cerita rakyat. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa dan kesadaran kolektif masyarakatnya, Tayem mengemban tugas mulia sebagai penjaga warisan leluhur. Namun di balik pesona spiritual dan budayanya, desa ini juga bergelut dengan tantangan nyata berupa kondisi geografis yang terjal dan ancaman bencana alam yang selalu mengintai. Inilah potret Desa Tayem, sebuah harmoni antara potensi agung dan perjuangan yang tak kunjung usai.
Geografi, Legenda, dan Demografi
Secara geografis, Desa Tayem menempati wilayah perbukitan yang subur dengan luas 650,05 hektare. Data Pemerintah Kabupaten Cilacap mencatat jumlah penduduk desa ini sebanyak 4.629 jiwa, yang sebagian besar hidup dari sektor pertanian dan perkebunan. Kontur wilayah yang naik-turun dan dikelilingi lembah hijau memberikan pemandangan yang indah sekaligus tantangan dalam hal pembangunan infrastruktur.
Salah satu penanda geografis yang paling ikonik ialah Gunung Tugel, yang secara harfiah berarti "Gunung Patah" atau "Gunung Terpotong". Nama ini tidak lahir dari proses geologis biasa, melainkan dari sebuah legenda yang hidup turun-temurun di tengah masyarakat. Cerita rakyat mengaitkan nama ini dengan kisah-kisah kesaktian tokoh-tokoh dari masa lampau, menjadikannya bukan hanya sebongkah bukit, melainkan monumen kearifan lokal. Keberadaan Gunung Tugel memberikan aura mistis dan historis yang kental pada lanskap Desa Tayem.
Makam Ki Tepis Angin: Jantung Spiritual Desa
Daya tarik utama dan jantung spiritual Desa Tayem ialah kompleks Makam Syekh Abdurrohman atau yang lebih dikenal dengan julukan Ki Tepis Angin. Situs ini bukan sekadar pemakaman biasa, melainkan sebuah pusat ziarah yang didatangi oleh ribuan orang setiap tahunnya dari berbagai penjuru, mulai dari Cilacap, Banyumas, hingga kota-kota lain di Jawa.
Menurut catatan sejarah dan tradisi lisan, Ki Tepis Angin merupakan seorang sentana dalem
atau kerabat dari Kerajaan Mataram Islam yang mendapat tugas untuk menyebarkan ajaran Islam di wilayah barat. Julukan "Tepis Angin" sendiri konon disematkan karena kesaktiannya yang mampu menepis atau mengendalikan angin dan cuaca buruk, sebuah karomah yang sangat dihormati oleh masyarakat agraris pada masanya.
Kompleks pemakaman ini dikelola dengan baik oleh juru kunci dan masyarakat setempat. Arsitekturnya yang khas dan suasana yang teduh dan khusyuk memberikan pengalaman spiritual mendalam bagi para peziarah. Keberadaan makam ini memberikan dampak signifikan bagi desa:
- Identitas KulturalMengukuhkan posisi Desa Tayem sebagai desa bersejarah dan religius.
- Ekonomi LokalMendorong munculnya "ekonomi ziarah" yang akan dibahas lebih lanjut.
- Modal SosialMemperkuat ikatan komunitas melalui kegiatan keagamaan bersama, seperti acara
haul
(peringatan wafatnya) atau perayaan hari besar Islam lainnya yang dipusatkan di sekitar makam.
Pemerintahan dan Pelestarian Warisan Budaya
Pemerintah Desa Tayem, yang saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Ahmad Nuri, memikul tanggung jawab ganda. Di satu sisi, mereka harus menjalankan fungsi administrasi pemerintahan umum seperti pembangunan infrastruktur, pelayanan kependudukan, dan program pengentasan kemiskinan. Di sisi lain, mereka memiliki tugas penting sebagai garda terdepan dalam pelestarian aset budaya dan sejarah yang tak ternilai.
Sinergi antara pemerintah desa, juru kunci makam, tokoh masyarakat, dan lembaga keagamaan menjadi kunci dalam menjaga kelestarian situs Makam Ki Tepis Angin. Upaya pelestarian ini tidak hanya mencakup perawatan fisik bangunan makam, tetapi juga menjaga kemurnian narasi sejarah dan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Pemerintah desa juga berperan dalam memfasilitasi para peziarah, memastikan kenyamanan dan keamanan mereka selama berada di Tayem, yang secara tidak langsung turut menjaga citra baik desa.
Ekonomi Desa: Pertanian dan Denyut Ekonomi Ziarah
Tulang punggung ekonomi masyarakat Desa Tayem secara tradisional ialah sektor agraris. Lahan-lahan subur di perbukitan dimanfaatkan untuk menanam padi, palawija, dan berbagai jenis tanaman keras seperti kelapa dan albasia. Hasil dari pertanian dan perkebunan ini menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga.
Namun, Desa Tayem memiliki sumber pendapatan unik yang tidak dimiliki banyak desa lain, yaitu ekonomi ziarah. Arus kedatangan peziarah yang konsisten, terutama pada waktu-waktu tertentu seperti bulan Suro atau menjelang Ramadan, secara otomatis menciptakan peluang ekonomi bagi warga lokal. Denyut ekonomi ini terlihat dari:
- Warung dan KiosBanyak warga yang membuka warung makan, minuman, atau kios yang menjual oleh-oleh, perlengkapan ibadah, dan air dari sumber di sekitar makam yang dipercaya memiliki berkah.
- Jasa ParkirPengelolaan area parkir untuk bus, mobil, dan sepeda motor peziarah menjadi sumber pendapatan yang dikelola oleh organisasi pemuda atau desa.
- Jasa LainnyaBeberapa warga juga menawarkan jasa ojek untuk peziarah yang tidak kuat berjalan kaki dari area parkir ke lokasi makam yang berada di atas bukit.
Ekonomi ziarah ini menjadi sektor informal yang sangat membantu dalam diversifikasi pendapatan warga, mengurangi ketergantungan mutlak pada sektor pertanian yang sering kali hasilnya tidak menentu.
Tantangan Pembangunan di Wilayah Rawan Bencana
Di balik segala potensi budaya dan spiritualnya, Desa Tayem menghadapi tantangan pembangunan yang sangat serius akibat kondisi geografisnya. Ancaman terbesar yang selalu menghantui ialah bencana tanah longsor. Tebing-tebing yang curam di sepanjang jalan desa menjadi sangat labil saat diguyur hujan deras.
Berita mengenai longsor di Desa Tayem yang menutup akses jalan sudah menjadi laporan rutin setiap tahunnya. Bencana ini tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga:
- Mengisolasi DesaMemutus akses warga untuk bepergian ke pusat kecamatan untuk keperluan pendidikan, kesehatan, atau menjual hasil panen.
- Menghambat Akses PeziarahMenurunkan jumlah kunjungan peziarah, yang secara langsung berdampak pada pendapatan warga dari sektor ekonomi ziarah.
- Mengancam KeselamatanMenimbulkan risiko langsung bagi rumah-rumah warga yang berada di bawah lereng.
Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur jalan yang tangguh dan program mitigasi bencana, seperti pembuatan terasering, penanaman vegetasi penahan longsor, dan sosialisasi kesiapsiagaan bencana, menjadi agenda yang sangat mendesak bagi Desa Tayem. Upaya ini memerlukan dukungan penuh dari pemerintah daerah untuk mengatasi tantangan yang berada di luar kapasitas pemerintah desa semata.